Pages

25/02/14

GAMELAN JAWA

GAMELAN JAWA


Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.

TARI MERAK

TARI MERAK


 

Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan gerakanya diambil dari kehidupan merak yaitu mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepada merak betina untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang tetapi tarian ini dibawakan oleh penari wanita.

TARI SERIMPI

Tari Serimpi

tari serimpi

Tari Serimpi adalah tari klasik dari Jogjakrta yang selalu dibawakan oleh 4 penar karena kata serimpi berarti 4 yang melambangkan 4 unsur dunia yaitu : api, angin, udara dan bumi (tanah). Tari serimpi diperagarakan oleh 4 orang putri ddengan nama peran Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan 4 buah tiang pendopo. Tari serimpi dikaitkan dengan kata impi atau mimpi karena gerak tari yang lemah gemulai membuat penontonnya merasa dibuati ke alam mimpi.

TARI JAIPONG

Tari Jaipong

tari jaipong

Tari Jaipong didiciptakan tahun 1960-an oleh Gugun Gumbira seniman asal Bandung. Tujuannya adalah menciptakan jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat jawa barat. Tari jaipong dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah ada sebelumnya. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.

TARI PIRING

Sejarah Tari Piring

Pada awalnya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.

Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

19/02/14

TARI LEGONG BALI


Sejarah Tari 

Legong di Bali

 

 

 

Tari Legong dalam khasanah budaya Bali termasuk ke dalam jenis tari klasik karena awal mula perkembangannya bermula dari istana kerajaan di Bali. Tarian ini dahulu hanya dapat dinikmati oleh keluarga bangsawan di lingkungan tempat tinggal mereka yaitu di dalam istana sebagai sebuah tari hiburan. Para penari yang telah didaulat menarikan tarian ini di hadapan seorang raja tentu akan merasakan suatu kesenangan yang luar biasa, karena tidak sembarang orang boleh masuk ke dalam istana.