Pages

06/02/14

SINOPSIS NOVEL

SINOPSIS NOVEL RANAH 3 WARNA

Selepas lulus dari pondok madani alif pulang ke kampungnya dengan perasaan yang masih galau mengenai masalah ijazah SMA nya karena pondok madani tidak mengeluarkan ijazah, setelah ayah nya memastikan bahwa ia akan ikut test persamaan SMA 2 bulan lagi. sejak saat itu alif berfikir keras bagaimana caranya ia bisa mempelajari materi pelajaran dari kelas 1-3 SMA hanya dalam waktu 2 bulan. kebetulan sekali pada saat itu randai juga sedang libur kuliah.
baca selengkapnya
Hari itu mereka berdua memutuskan untuk mengenang masa kecil dengan memancing diatas batu sebesar gajah yang biasa mereka tempati sejak kecil untuk memancing ikan. Selang beberapa waktu randai sudah menarik pancingannya untuk ketiga kalinya, sementara alif sama sekali belum mendapatkan satu ekorpun ikan. Hal itu membuat alif semakin iri dengan  randai dan ia berfikir “bahkan dalam hal memancing ikanpun randai tetap mengunggulinya” . ditengah amuk fikirannya itu tiba-tiba saja randai menanyakan masalah keinginan alif untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri, alif mencoba menghibur dirinya dengan mengatakan ia akan mengikuti test seleksi masuk perguruan tinggi negeri, namun randai mematahkan harapan alif dengan meragukan kemampuan alif yang tidak memiliki ijazah SMA. Tanpa randai sadari ternyata ucapannya barusan membuat alif tersinggung dan marah lalu meninggalkan randai sendirian di atas batu besar itu.

Sejak kecil mereka memang sering berdebat mengenai suatu masalah, tapi setelah itu mereka tetap berteman seperti biasa. Alif memutuskan belajar sekuat tenaga untuk menghadapi ujian persamaan SMA dan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Tapi alif menyadari keterbatasannya dalam memahami pelajaran-pelajaran yang tidak ia pelajari semasa di pondok madani dulu akhirnya ia memita randai untuk mengajarinya. Tapi tetap saja pelajaran fisika , matematika memang tidak mudah baginya, sampai randai pun kesal mengajari alif yang tidak kunjung bisa memahami apa yang di jelaskannya. Alif kembali tersinggung dengan perkataan randai.

Namun ia menyadari keterbatasannya memahami pelajaran IPA tersebut, akhirnya ia meninggalkan mimpinya untuk bisa bersekolah di ITB yang mengharuskan siswanya memahami ilmu IPA dan matematika. Akhirnya alif memutuskan mengambil jurusan IPS saja. Ia memutuskan belajar sendiri tanpa bantuan randai, dengan meminjam buku pelajaran dari temannya semasa smp alif berjuang belajar sepanjang hari mengurung diri dikamar tanpa melakukan aktivitas lain kecuali makan dan minum.dan hasil belajarnya pun di apresiasi dengan lulusnya ia mengikuti test persamaan SMA walau dengan nilai yang pas-pasan.

Orang tua alif senang sekali mendapat kabar bahagia ini, karena itu tandanya peluang alif untuk masuk PTN telah terbuka. Sekarang waktunya alif memutuskan jurusan apa yang mau ia pilih, alif memutuskan memilih jurusan hubungan internasional dan setelah melalui beberapa test akhirnya alif diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di bandung, yaitu universitas padjajaran. Ia dan keluarganya senang sekali karena meskipun bukan di ITB setidaknya alif tetap bisa kuliah di kota bandung.

            Alif dihadiahi sepatu kulit bewarna hitam oleh ayahnya ketika mau berangkat ke kota bandung. Belakangan alif tau bahwa sepatu kulit itu dibeli dari hasil menjual motor bebek kesayangan ayahnya dan juga untuk membiayai kuliah alif, hal itu membuat alif terpacu untuk belajar serius dan menjadi yang terbaik di kampusnya. Alif berangkat tanpa diantar ayahnya karena ayahnya sedang sakit . Dengan uang yang pas-pasan alif bingung harus tinggal dimana, akhirnya ia memutuskan untuk tinggal sementara bersama randai sampai ia menemukan kost-kostan yang cocok dengan keinginannya dan uang yang ia miliki. Karena tidak kunjung menemukan tempat yang cocok akhirnya randai memutuskan mengajak alif tinggal bersama dengan uang sewa yang di bagi dua, dengan begitu biaya yang di keluarkan juga menjadi lebih hemat. Di depan kostn mereka ada seorang wanita yang menjadi idola di daerah itu, namanya raisa. Raisa terkenal dengan kecantikan juga keramahannya kepada orang lain. Raisa adalah mahasiswi padjajaran yang diam-diam mulai di taksir oleh alif.

            Alif hidup di Bandung dengan uang yang selalu kurang. Bahkan kadang ia bertanya-tanya kepada tuhan mengapa cobaan hidupnya begitu berat, apalagi jika ia membandingkan kehidupannya dengan randai yang serba berkecukupan. Namun semua pertanyaan itu ditepisnya dengan mantra yang ia dapat di PM dulu, “man shobaro zhafiro” begitulah mantranya. Karena selalu kekurangan uang saku alif memutuskan untuk bekerja, akhirnya ia memutuskan untuk berguru kepada bang togar yang tulisannya sering di muat di koran lokal maupun nasional. Bang togar mendidiknya dengan keras, sehingga ketika 1 karya alif di muat dikoran, alif memutuskan untuk berguru kepada bang togar karena tidak tahan dengan cara bang togar yang kejam.

            Suatu hari alif mendapat pesan dari ibunya bahwa ayahnya masuk rumah sakit. Akhirnya alif memutuskan untuk pulang. Sesampainya laif disana ayahnya mulai menunjukkan perkembangan yang baik. Dan setelah 1 minggu alif pamit untuk pulang ke Bandung kepada ayah dan ibunya. Setelah disetujui alif menegmasi barangnya. Namun pagi –pagi sekali ibunya membangunkannya dan memberi tahu bahwa kondisi ayah memburuk kembali. Setelah berpesan kepada alif bahwa ia aharus menjadi lelaki yang mampu membela keluarga dan menjaga ibu dan adik-adiknya, ayahnya meninggal dunia.

Kejadian ini membuat alif terpuruk dan berfikir untuk berhenti kuliah, melupakan mimipi-mimpinya dan bekerja untuk membiayai adik-adiknya. Namun ibunya berhasil meyakinkan alif bahwa ibunya mampu untuk membiayai kuliah dan sekolah adik-adiknya alif berangkat ke bandung dengan fikiran bahwa ia tidak boleh lagi meminta uang kepada ibunya. Akhirnya sesampainya di bandung alif mencari kerja apa saja untu membiayai kuliahnya. Tapi setelah kejadian ia dirampok ia memtuskan untuk kembali menulis saja karena hasilnya lumayan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.

            Alif memutuskan untuk kembali menemui bang togar dan  belajar menulis serius kepada bang togar. Awalnya bang togar marah tapi setelah alif menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal ,bang togar menerima alif untuk belajar bersamanya lagi. setelah itu dalam beberapa bulan bebrapa tulisan alif mulai di muat di media-media massa setempat, hasilnya lumayan bisa membuat memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan alif bisa mengirimkan uang sebesar 30 ribu untuk ibunya di kampung. Namun suatu hari ada kejadian yang membuat alif dan randai harus bertengkar hebat karena tiba-tiba saja komputer randai rusak setelah alif memakainya, sementara pagi itu randai harus mengumpulkan tugas penting yang hampir selesai ia kerjakan. Alif tersinggung dengan ucapan randai tentang komputernya yang rusak itu dan untuk beberapa waktu mereka tidak bertegur meskipun tinggal sekamar.

            Akhirnya alif memutuskan untuk pindah kosan dan dibantu oleh randai dan teman-temannya yang lain termasuk raisa. Setelah kejadian komputer rusak itu membuat hubungan antara ia dan randai merenggang alif memutuskan untuk tidak lagi meminjam barang kepada orang. akhirnya ia di beri komputer bekas bang togar untuk mengerjakan tulisan-tulisannya. Randai sangat sennag sekali dengan komputer pribadinya tersebut.

            Alif terus berfikir bagaimana ia bisa meraih impiannya untuk pergi ke amerika . suatu hari ia pergi ke kampus menggunakan bus dan bertemu denga seorang wanita yang terus cekikikan melihat foto-fotonya. Alif penasaran dan memberanikan dirinya untuk bertanya. Wanita itu bernama asti, ia menunjukkan foto-fotonya semasa di kanada dan menjelaskan bahwa ia ke canada dengan menggunakan beasiswa. Mendengar hal itu alif tertarik sekali dan menyadari kenapa selama ini ia tidak pernah mendengar beasiswa semacam itu.

Setelah diberi penjelasan oleh mbak asti tentang syarat dan ketentuan untuk mendapatkan beasiswa tersebut alif memutuskan untuk pergi mendaftar ketempat yang telah ditunjukkan, dan betapa terkejutnya ia karena ternyata randai dan raisa pun ternyata ikut mendaftar. Alif menyadari saingannya berat, tetapi ia optomis dengan mantra “man jadda wajadaa”, dan akhirnya ia samapai di tahap menunjukkan kemamuan seni bakat dan suara.

Tapi alif menyadari bahkan dulu ibunya sendiri memberi nilai merah di raport nya karena alif sama sekali tidak bisa menari apalagi bernyanyi. Akhirnya alif memutuskan menampilkan jurus silat buat-buatannya sendiri. Alhasil ketika test juri memutuskan langsung mendiskualifikasinya karena ia tidak mempunyai bakat seni. Tapi sekuat tenaga alif berhasil meyakinkan juri bahwa indonesia harus memiliki kemampuan bakat yang lain yang dapat diabnggakan bukan hanya di bidang seni, alif mengeluarkan beberpa macam tulisannya yang telah di muat di koran-koran besar , akhirnya pada hari penentuan datang, alif mendapat telvont bahwa ia lulus, sedangkan randai sebagai cadangan apabila ia tidak mau berangkat ke quebeck. Setelah melakukan test kesehatan, mereka semua yang lulus diberi latihan sebelum pergi ke kanada.

 Pada hari pertama karantina mereka semua baris di lapangan untuk upacara, tapi ada kejadian lucu yang membuat alif harus menahan tawa. Ketika seorang berkumis tebal sedang menyampaikan sambutan, tiba- tiba saja seorang dengan pede-nya melintas ditengah lapangan dengan menyeret koper kuning terang dengan miniatur kapal di tangannya, bahkan tanpa malu ia bertanya kepada sang penyampai sambutan dimana tempat pelatihan orang yang mau berangkat ke kanada. Setelah sebulan di karantina Alif sempat mendapat kejutan untuk ulang tahunnya dengan mengatakan ia tidak lulus tes kesehatan dan tidak bisa ikut ke luar negeri.

            Akhirnya mereka berangkat ke kanada dengan membawa barang-barang beserta buah tangan yanga akan mereka bawa untuk orang tua angkat mereka di quebeck nanti. Sebelum ke kanada, mereka turun di kota yaman. Alif senang sekali, kare bersama si hitam, sepatu pemberian ayahnya yang selalu menemaninya akhirnya sekarang ia berada di benua yang berbeda, di kota yang mungkin dulu rosullullah pernah menginjakkan kakinya di tempat itu.

Sebelum ke kanada mereka di beri kesempatan untuk berkeliling kota yordan di yaman. Disana sempat terjadi insiden menengangkan, yaitu ketika ia dan rusdi hampir terjerembab ke jurang, beruntung mereka selamat meski rombongannya harus menunda keberangkatan ke kanada karena kaki rusdi harus di gyps dan dirawat selama 3 hari.

            Setelah rusdy bisa berjalan mereka melanjutkan perjalanan ke kanada, disana mereka mendapat sambutan hangan oleh menteri hubungan nasional indonesia yang ada di kanada. Disana juga mereka dibagi partner untuk tinggal dan bekerja sama dengan orang tua asuh yang sama. Alif mendapatkan pasangan yang bernama franch, seorang yang tidak mahir berbahasa inggris, tapi mereka mampu bekerja sama dengan baik dengan saling membantu. Mereka mendapatkan orang tua asuh yang sederhana tapi merawat mereka seperti anak mereka sendiri.

            Alif sempat tidak menyangka dengan sepatu hitam pemberian ayah nya itu ia sudah menapaki kaki di 3 benua yang berbeda. Tapi pada kenyatannya ia sekarang memang tinggal di kananda, melihat indahnya musim gugur yang berganti musim salju, dengan provesi sebagai wartawan sebuah koran lokal di quebeck. Bahkan ia bisa meraih medali emas yang disiapkan oleh program beasiswa mereka.

            Novel ini juga menceritakan kehidupoan cintanya kepada raisa yang berujung kecewa karena setelah diwisuda alif berniat menyatakan cintanya kepada raisa, tapi ternyata raisa sudah lebih dulu dilamar oleh randai. Akhirnya alif menikah dengan wanita lain dan setelah 11 tahun sejak kepulangannya dari quebeck akhirnya alif kembali ke quebeck mengunjungi orang tua angkatnya bersama istri tercintanya.


0 kritik dan saran:

Posting Komentar