SINOPSIS NOVEL RANAH 3 WARNA
Selepas
lulus dari pondok madani alif pulang ke kampungnya dengan perasaan yang masih
galau mengenai masalah ijazah SMA nya karena pondok madani tidak mengeluarkan
ijazah, setelah ayah nya memastikan bahwa ia akan ikut test persamaan SMA 2
bulan lagi. sejak saat itu alif berfikir keras bagaimana caranya ia bisa
mempelajari materi pelajaran dari kelas 1-3 SMA hanya dalam waktu 2 bulan.
kebetulan sekali pada saat itu randai juga sedang libur kuliah.
Hari
itu mereka berdua memutuskan untuk mengenang masa kecil dengan memancing diatas
batu sebesar gajah yang biasa mereka tempati sejak kecil untuk memancing ikan.
Selang beberapa waktu randai sudah menarik pancingannya untuk ketiga kalinya,
sementara alif sama sekali belum mendapatkan satu ekorpun ikan. Hal itu membuat
alif semakin iri dengan randai dan ia
berfikir “bahkan dalam hal memancing ikanpun randai tetap mengunggulinya” .
ditengah amuk fikirannya itu tiba-tiba saja randai menanyakan masalah keinginan
alif untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri, alif mencoba
menghibur dirinya dengan mengatakan ia akan mengikuti test seleksi masuk
perguruan tinggi negeri, namun randai mematahkan harapan alif dengan meragukan
kemampuan alif yang tidak memiliki ijazah SMA. Tanpa randai sadari ternyata
ucapannya barusan membuat alif tersinggung dan marah lalu meninggalkan randai
sendirian di atas batu besar itu.
Sejak
kecil mereka memang sering berdebat mengenai suatu masalah, tapi setelah itu
mereka tetap berteman seperti biasa. Alif memutuskan belajar sekuat tenaga
untuk menghadapi ujian persamaan SMA dan mengikuti seleksi masuk perguruan
tinggi negeri. Tapi alif menyadari keterbatasannya dalam memahami
pelajaran-pelajaran yang tidak ia pelajari semasa di pondok madani dulu akhirnya
ia memita randai untuk mengajarinya. Tapi tetap saja pelajaran fisika ,
matematika memang tidak mudah baginya, sampai randai pun kesal mengajari alif
yang tidak kunjung bisa memahami apa yang di jelaskannya. Alif kembali
tersinggung dengan perkataan randai.
Namun
ia menyadari keterbatasannya memahami pelajaran IPA tersebut, akhirnya ia
meninggalkan mimpinya untuk bisa bersekolah di ITB yang mengharuskan siswanya
memahami ilmu IPA dan matematika. Akhirnya alif memutuskan mengambil jurusan
IPS saja. Ia memutuskan belajar sendiri tanpa bantuan randai, dengan meminjam
buku pelajaran dari temannya semasa smp alif berjuang belajar sepanjang hari
mengurung diri dikamar tanpa melakukan aktivitas lain kecuali makan dan
minum.dan hasil belajarnya pun di apresiasi dengan lulusnya ia mengikuti test
persamaan SMA walau dengan nilai yang pas-pasan.
Orang
tua alif senang sekali mendapat kabar bahagia ini, karena itu tandanya peluang
alif untuk masuk PTN telah terbuka. Sekarang waktunya alif memutuskan jurusan
apa yang mau ia pilih, alif memutuskan memilih jurusan hubungan internasional
dan setelah melalui beberapa test akhirnya alif diterima di salah satu
perguruan tinggi negeri di bandung, yaitu universitas padjajaran. Ia dan
keluarganya senang sekali karena meskipun bukan di ITB setidaknya alif tetap
bisa kuliah di kota bandung.
Alif dihadiahi sepatu kulit bewarna
hitam oleh ayahnya ketika mau berangkat ke kota bandung. Belakangan alif tau
bahwa sepatu kulit itu dibeli dari hasil menjual motor bebek kesayangan ayahnya
dan juga untuk membiayai kuliah alif, hal itu membuat alif terpacu untuk
belajar serius dan menjadi yang terbaik di kampusnya. Alif berangkat tanpa
diantar ayahnya karena ayahnya sedang sakit . Dengan uang yang pas-pasan alif
bingung harus tinggal dimana, akhirnya ia memutuskan untuk tinggal sementara
bersama randai sampai ia menemukan kost-kostan yang cocok dengan keinginannya
dan uang yang ia miliki. Karena tidak kunjung menemukan tempat yang cocok
akhirnya randai memutuskan mengajak alif tinggal bersama dengan uang sewa yang
di bagi dua, dengan begitu biaya yang di keluarkan juga menjadi lebih hemat. Di
depan kostn mereka ada seorang wanita yang menjadi idola di daerah itu, namanya
raisa. Raisa terkenal dengan kecantikan juga keramahannya kepada orang lain.
Raisa adalah mahasiswi padjajaran yang diam-diam mulai di taksir oleh alif.
Alif hidup di Bandung dengan uang
yang selalu kurang. Bahkan kadang ia bertanya-tanya kepada tuhan mengapa cobaan
hidupnya begitu berat, apalagi jika ia membandingkan kehidupannya dengan randai
yang serba berkecukupan. Namun semua pertanyaan itu ditepisnya dengan mantra
yang ia dapat di PM dulu, “man shobaro zhafiro” begitulah mantranya. Karena
selalu kekurangan uang saku alif memutuskan untuk bekerja, akhirnya ia
memutuskan untuk berguru kepada bang togar yang tulisannya sering di muat di
koran lokal maupun nasional. Bang togar mendidiknya dengan keras, sehingga
ketika 1 karya alif di muat dikoran, alif memutuskan untuk berguru kepada bang
togar karena tidak tahan dengan cara bang togar yang kejam.
Suatu hari alif mendapat pesan dari
ibunya bahwa ayahnya masuk rumah sakit. Akhirnya alif memutuskan untuk pulang.
Sesampainya laif disana ayahnya mulai menunjukkan perkembangan yang baik. Dan
setelah 1 minggu alif pamit untuk pulang ke Bandung kepada ayah dan ibunya.
Setelah disetujui alif menegmasi barangnya. Namun pagi –pagi sekali ibunya
membangunkannya dan memberi tahu bahwa kondisi ayah memburuk kembali. Setelah
berpesan kepada alif bahwa ia aharus menjadi lelaki yang mampu membela keluarga
dan menjaga ibu dan adik-adiknya, ayahnya meninggal dunia.
Kejadian
ini membuat alif terpuruk dan berfikir untuk berhenti kuliah, melupakan
mimipi-mimpinya dan bekerja untuk membiayai adik-adiknya. Namun ibunya berhasil
meyakinkan alif bahwa ibunya mampu untuk membiayai kuliah dan sekolah
adik-adiknya alif berangkat ke bandung dengan fikiran bahwa ia tidak boleh lagi
meminta uang kepada ibunya. Akhirnya sesampainya di bandung alif mencari kerja
apa saja untu membiayai kuliahnya. Tapi setelah kejadian ia dirampok ia
memtuskan untuk kembali menulis saja karena hasilnya lumayan untuk membiayai
kehidupannya sehari-hari.
Alif memutuskan untuk kembali
menemui bang togar dan belajar menulis
serius kepada bang togar. Awalnya bang togar marah tapi setelah alif
menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal ,bang togar menerima alif untuk
belajar bersamanya lagi. setelah itu dalam beberapa bulan bebrapa tulisan alif
mulai di muat di media-media massa setempat, hasilnya lumayan bisa membuat
memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan alif bisa mengirimkan uang sebesar 30
ribu untuk ibunya di kampung. Namun suatu hari ada kejadian yang membuat alif
dan randai harus bertengkar hebat karena tiba-tiba saja komputer randai rusak
setelah alif memakainya, sementara pagi itu randai harus mengumpulkan tugas
penting yang hampir selesai ia kerjakan. Alif tersinggung dengan ucapan randai
tentang komputernya yang rusak itu dan untuk beberapa waktu mereka tidak
bertegur meskipun tinggal sekamar.
Akhirnya alif memutuskan untuk
pindah kosan dan dibantu oleh randai dan teman-temannya yang lain termasuk
raisa. Setelah kejadian komputer rusak itu membuat hubungan antara ia dan
randai merenggang alif memutuskan untuk tidak lagi meminjam barang kepada
orang. akhirnya ia di beri komputer bekas bang togar untuk mengerjakan
tulisan-tulisannya. Randai sangat sennag sekali dengan komputer pribadinya
tersebut.
Alif terus berfikir bagaimana ia
bisa meraih impiannya untuk pergi ke amerika . suatu hari ia pergi ke kampus
menggunakan bus dan bertemu denga seorang wanita yang terus cekikikan melihat
foto-fotonya. Alif penasaran dan memberanikan dirinya untuk bertanya. Wanita
itu bernama asti, ia menunjukkan foto-fotonya semasa di kanada dan menjelaskan
bahwa ia ke canada dengan menggunakan beasiswa. Mendengar hal itu alif tertarik
sekali dan menyadari kenapa selama ini ia tidak pernah mendengar beasiswa
semacam itu.
Setelah
diberi penjelasan oleh mbak asti tentang syarat dan ketentuan untuk mendapatkan
beasiswa tersebut alif memutuskan untuk pergi mendaftar ketempat yang telah
ditunjukkan, dan betapa terkejutnya ia karena ternyata randai dan raisa pun
ternyata ikut mendaftar. Alif menyadari saingannya berat, tetapi ia optomis
dengan mantra “man jadda wajadaa”, dan akhirnya ia samapai di tahap menunjukkan
kemamuan seni bakat dan suara.
Tapi
alif menyadari bahkan dulu ibunya sendiri memberi nilai merah di raport nya
karena alif sama sekali tidak bisa menari apalagi bernyanyi. Akhirnya alif
memutuskan menampilkan jurus silat buat-buatannya sendiri. Alhasil ketika test
juri memutuskan langsung mendiskualifikasinya karena ia tidak mempunyai bakat
seni. Tapi sekuat tenaga alif berhasil meyakinkan juri bahwa indonesia harus
memiliki kemampuan bakat yang lain yang dapat diabnggakan bukan hanya di bidang
seni, alif mengeluarkan beberpa macam tulisannya yang telah di muat di
koran-koran besar , akhirnya pada hari penentuan datang, alif mendapat telvont
bahwa ia lulus, sedangkan randai sebagai cadangan apabila ia tidak mau
berangkat ke quebeck. Setelah melakukan test kesehatan, mereka semua yang lulus
diberi latihan sebelum pergi ke kanada.
Pada hari pertama karantina mereka semua baris
di lapangan untuk upacara, tapi ada kejadian lucu yang membuat alif harus
menahan tawa. Ketika seorang berkumis tebal sedang menyampaikan sambutan, tiba-
tiba saja seorang dengan pede-nya melintas ditengah lapangan dengan menyeret
koper kuning terang dengan miniatur kapal di tangannya, bahkan tanpa malu ia
bertanya kepada sang penyampai sambutan dimana tempat pelatihan orang yang mau
berangkat ke kanada. Setelah sebulan di karantina Alif sempat mendapat kejutan
untuk ulang tahunnya dengan mengatakan ia tidak lulus tes kesehatan dan tidak
bisa ikut ke luar negeri.
Akhirnya mereka berangkat ke kanada
dengan membawa barang-barang beserta buah tangan yanga akan mereka bawa untuk
orang tua angkat mereka di quebeck nanti. Sebelum ke kanada, mereka turun di
kota yaman. Alif senang sekali, kare bersama si hitam, sepatu pemberian ayahnya
yang selalu menemaninya akhirnya sekarang ia berada di benua yang berbeda, di
kota yang mungkin dulu rosullullah pernah menginjakkan kakinya di tempat itu.
Sebelum
ke kanada mereka di beri kesempatan untuk berkeliling kota yordan di yaman. Disana
sempat terjadi insiden menengangkan, yaitu ketika ia dan rusdi hampir
terjerembab ke jurang, beruntung mereka selamat meski rombongannya harus
menunda keberangkatan ke kanada karena kaki rusdi harus di gyps dan dirawat
selama 3 hari.
Setelah rusdy bisa berjalan mereka
melanjutkan perjalanan ke kanada, disana mereka mendapat sambutan hangan oleh
menteri hubungan nasional indonesia yang ada di kanada. Disana juga mereka
dibagi partner untuk tinggal dan bekerja sama dengan orang tua asuh yang sama.
Alif mendapatkan pasangan yang bernama franch, seorang yang tidak mahir
berbahasa inggris, tapi mereka mampu bekerja sama dengan baik dengan saling
membantu. Mereka mendapatkan orang tua asuh yang sederhana tapi merawat mereka
seperti anak mereka sendiri.
Alif sempat tidak menyangka dengan
sepatu hitam pemberian ayah nya itu ia sudah menapaki kaki di 3 benua yang
berbeda. Tapi pada kenyatannya ia sekarang memang tinggal di kananda, melihat
indahnya musim gugur yang berganti musim salju, dengan provesi sebagai wartawan
sebuah koran lokal di quebeck. Bahkan ia bisa meraih medali emas yang disiapkan
oleh program beasiswa mereka.
Novel ini juga menceritakan
kehidupoan cintanya kepada raisa yang berujung kecewa karena setelah diwisuda
alif berniat menyatakan cintanya kepada raisa, tapi ternyata raisa sudah lebih
dulu dilamar oleh randai. Akhirnya alif menikah dengan wanita lain dan setelah
11 tahun sejak kepulangannya dari quebeck akhirnya alif kembali ke quebeck
mengunjungi orang tua angkatnya bersama istri tercintanya.
Sumber : http://rizkamiraldi.blogspot.com/
0 kritik dan saran:
Posting Komentar