BERWISATA KE WBL ( WISATA BAHARI LAMONGAN )
Tahun lalu setelah kakakku selesai menjalani
UAN, paman memiliki rencana untuk berwisata, karena bukan hari libur, paman
memutuskan untuk pergi pada hari biasa.Aku pergi ke Lamongan bersama kakak,
paman,dan bibi, orang tuaku tidak bisa ikut karena masih banyak urusan kerja.
Keesokan harinya sepulang sekolah tiba-tiba aku ditelepon
oleh ibu, “Dik cepat pulang ya, karena paman berencana untuk berangkat ke
Lamongan pukul 15.00.” Hatiku sangat senang sekali karena selama ini yang aku tunggu-tunggu
datang juga, “Baik Bu, aku segera pulang”, setelah menutup telepon aku bergegas
untuk pulang.
Ketika
tiba di rumah ibu langsung menyuruhku untuk makan siang, “Dik, sebelum kamu
mandi,makan siang dulu, karena perjalanan ke Lamongan sangat jauh.” , lalu
dengan sigap aku menjawab “ Baik bu..” .Kring..kring.... , tiba-tiba telepon
rumah berdering “Halo selamat siang..“ Ibu berkata “Kak aku Ipung, pukul tiga
sudah siap kan untuk ke Lamongan?“ Ternyata yang menelepon ibu adalah
paman,“Siap kok, sekarang Firda masih mandi, nanti kalau sudah siap aku telepon
lagi.” “Oke kak nanti langsung aku jemput di depan rumah.“
Pukul
tiga paman sudah menjemputku, sebelum berangkat aku pamit terlebih dahulu
kepada kakek dan ibu “Kek, bu, Firda berangkat dulu ya.., doakan Firda supaya
selamat sampai tujuan.” “Hati-hati ya sayang, jangan lupa selalu berdoa,” Ibu
berpesan padaku.
Perjalanan
dari Malang ke Lamongan kira-kira 5 jam, tebakan paman benar, jika berangkat
pukul tiga pasti tercebak macet, karena pukul tiga waktunya para karyawan
pulang kerja. Untuk menghindari kemacetan paman memutuskan untuk lewat jalan
alternatif.Adzan Maghrib terdengar, “Pa bagaimana kalau kita shalat Maghrib
terlebih dahulu?” bibi berkata pada paman, “Iya ma,anak-anak ayo kita shalat
maghrib di masjid terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.” Paman
berkata kepada aku dan kakak, selesai shalat maghrib kami melanjutkan
perjalanan. Pukul delapan malam kami tiba di Kota Gresik, jalanan sangat macet,
sehingga kami harus bersabar. Setelah itu kami berhenti di SPBU untuk mengisi
bahan bakar dan beristirahat sejenak.
Pukul
sembilan kami tiba di Kota Lamongan, namun ada satu kendala yang membuat kami
lelah, yakni kami belum makan malam, akhirnya bibi memutuskan untuk mencari
rumah makan terdekat. Setelah beberapa memilih kami menemukan rumah makan yang
tempatnya cukup asri.Usai makan kami menuju tempat penginapan, pukul sepuluh
malam kami check in di penginapan.
Bibi berkata, “Firda, kamu malam ini tudur
dengan bibi atau dengan kakak?”, karena aku tidak ingin mengganggu kenyamanan
paman dan bibi akhirnya aku memutuskan untuk tidur dengan kakak, “Aku tidur
dengan kakak saja bi,” “Oh ya sudah, besok kita harus bangun pagi Fir, karena
masih banyak kegiatan.” Lalu aku menjawab “Siap bibi,”.
Keesokan harinya, pukul delapan pagi kami check
out dari penginapan, sebelum menuju WBL kami sarapan terlebih dahulu.Usai makan
kami bergegas menuju WBL, setibanya disana, suasana WBL sangat padat, padahal
belum dibuka. Setelah bibi membeli tiket masuk, kami menuju wahana pertama,
disana banyak kucing dengan berbagai jenis spesies.
Tampak disebelah timur terlihat wahana rumah
hantu, kakakku langsung meminta izin kepada bibi, “Bi, aku mau ke rumah hantu,
boleh tidak?” lalu bibi menjawab “Boleh-boleh saja, bibi tunggu di taman ya.”, ”Dik,
kamu ikut tidak?” karena aku takut dengan hantu akhirnya aku tidak ikut, “tidak
kak, aku takut dengan hantunya.” “ya sudah,kakak masuk dulu ya,” “baik kak.”
Sembari menunggu kakak, aku dan bibi
berfoto-foto di taman bunga, pemandangannya indah sekali, dan aku tidak bisa
melupakan pengalaman ini.Beberapa lama kemudian kakak keluar dengan wajah yang
ketakutan, “Kakak kenapa, kok wajahnya terlihat merah?” “Hantu-hantunya membuat
kaki kakak gemetar, wajahnya menakutkan semua” ujar kakak.
Karena di WBL banyak wahana, kami bingung
memilihnya, akhirnya aku memutuskan untuk naik wahana DropZone bersama kakak.
Wahana ini sangat menegangkan, tidak beda jauh dengan wahana roller coaster.
Usai menaiki wahana DropZone kami berjalan-jalan.Tiba-tiba paman dan bibi
tertarik untuk mencoba wahana roller coaster,alhasil mereka berdua mencobanya.
Ketika
kami berada di puja sera, kami bertemu tetangga. Akhirnya paman
berbincang-bincang dengan tetangga sejenak, setelah itu paman mengajak aku dan
kakak untuk berfoto didepan Tanjung Kodok.
Ada pemandu wisata yang menawarkan sebuah wahana
kepada kami, “Pak, ini ada wahana laut baru, namanya Donnat Boat, apakah bapak
berminat? Hanya Rp 200.000,00 enam orang.” “Oh iya mbak, saya berminat dengan
wahana ini.” Ujar paman. Akhirnya kami menuju dasar pantai, karena wahana itu
ada didalam air, sebelum naik, kami dianjurkan untuk memakai pelampung
pengaman. Setelah itu kami menaiki Donnat Boat, karena aku belum pernah bermain
wahana ini,perasaanku gugup.
“Wow..., asyik....” gumamku. Setelah lima belas
menit berputar-putar di laut, kami kembali ke dasar laut. “Wah, wahananya seru
ya kak, aku jadi ingin naik lagi..” “Iya dik, seru banget, tapi kakiku masih
gemetar” ujar kakak “Emang kenapa kak?” “Tadi waktu di Donnat Boat kakak
terlalu tegang, jadi setelah turun kaki kakak gemetar.” “Ohh...”.ujarku.
Setelah dari wahana Donnat Boat, kami memutuskan
untuk makan siang di area WBL. Usai makan siang, paman mengajak kami berbelanja
di sekitar Lamongan. Memang benar kata paman, pasar yang ada di Lamongan dengan
yang di Malang berbeda, di Lamongan pasarnya lebih bersih dan nyaman, dibanding
dengan di Malang sangat berbeda jauh.
Bibi tak lupa membeli oleh-oleh untuk keluarga
yang ada di Malang ,tak terasa jam telah menunjukkan pukul empat sore,”Mari
kita pulang,kapan-kapan kita kesini lagi, kalau punya rezeki.” Ujar paman.
akhirnya kami siap-siap untuk pulang ke Malang. Pukul delapan malam kami tiba
di Kota Malang, ibuku menyambut dengan gembira karena aku dan kakak bisa pulang
dengan selamat, “Syukurlah nak, kalian sudah pulang. Ibu khawatir dengan
keadaanmu disana.” Ujar ibu.
Pengalaman ini sangat mengesankan bagiku, aku
tidak akan melupakan pengalaman ini.
by : manfuzz.blogspot.com
0 kritik dan saran:
Posting Komentar