Pages

09/02/14

Adat Suku Tengger

Suku Adat Gunung Bromo

Suku Tengger Bromo

Suku Tengger  adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Wisata Gunung Bromo, Jawa Timur Indonesia,menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang.

Orang-orang suku Tengger mayoritas  beragama Hindu taat. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari sejarah Gunung Bromo yaitu dari dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger”.
baca selengkapnya

Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Upacara Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Tingkat pertumbuhan penduduk suku Tengger yang berdiam di kawasan pegunungan Tengger ini dari tahun ke tahun tergolong rendah atau lambat. Mata pencaharian sebagian besar adalah petani dan bahasa daerah yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari adalah bahasa Jawa Tengger.

Beberapa Upacara adat suku Tengger adalah sebagai berikut: Hari Raya Karo, Yadnya Kasada dan Unan-Unan, upacara adat yang berhubungan dengan siklus kehidupan seseorang, seperti: kelahiran (upacara sayut, cuplak puser, tugel kuncung), menikah (upacara walagara), kematian (entas-entas dll), upacara adat yang berhubungan dengan siklus pertanian, mendirikan rumah, dan gejala alam seperti leliwet dan barikan.

Beberapa tempat pelaksanaan kegiatan suku Tengger antara lain :

  • Pura Poten adalah pura umat Tengger yang beragama Hindu yang berada di dalam kawasan kompleks Kaldera Tengger. Letaknya yang strategis diantara Gunung Batok dan Gunung Bromo, membuat pemandangan Pura Poten itu sendiri menjadi sangat indah untuk dipandang. Puncak keramaian di Pura Poten ini adalah pada Hari Raya Yadnya Kasada, yang dihadiri oleh umat Hindu Tengger dari seluruh penjuru TN. BTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) maupun umat Hindu Bali. Maka tidaklah mengherankan, jika pada Hari Raya Yadnya Kasada tersebut banyak wisatawan lokal maupun manca negara yang ikut hadir untuk menyaksikan acara Budaya, Adat dan Religi masyarakat Suku Tengger Bromo tersebut.


  • Gua Widodaren merupakan Sumber air suci Goa Widodaren adalah salah satu tempat penting dalam ritual masyarakat Tengger. Pada bagian dalam gua terdapat tempat yang agak luas dan didalamnya terdapat batu besar (sebagai altar) untuk menempatkan sesajian atau menaruh nadar yang sekaligus sebagai tempat bersemedi khususnya masyarakat Tengger untuk memohon kepada Sang Hyang Widi. Masih di sekitar gua, tepatnya di bagian samping gua terdapat sumber air yang tak pernah kering. Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi peribadatan mereka, sebagai contoh adalah upacara pengambilan air suci dari Gua Widodaren (Medhak Tirta) yang dilakukan sebelum Upacara Kasada. Disamping itu air dari gua ini dipercaya masyarakat Tengger berkhasiat dapat membuat awet muda serta mendekatkan jodoh bagi yang lajang.


Dari cerita legenda dan asal usul suku tengger diatas banyak pengunjung yang tertarik mengetahui secara upacara adat Suku Tengger ini saat Traveling ke Bromo. Terutam upacara Kasodo. Semua penginapan dan hotel di Bromo akan di booking jauh-jauh hari untuk menyaksikan adata unik ini. Tidak ketinggalan para turis asing yang tertarik melihat langsung budaya Indonesia.


0 kritik dan saran:

Posting Komentar