Artikel Seni Bela Diri: Jurus Tanpa Tanding
Banyak
pemula dalam ilmu bela diri memiliki anggapan yang keliru mengenai teknik
"bela diri super". Mereka bermimpi untuk dapat belajar suatu
"jurus" yang tanpa tanding. Dengan ini ia bermimpi ingin menguasai
dunia persilatan.
baca selengkapnya
Padahal
setiap teknik memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Oleh karena itu tidak
ada suatu teknik yang benar-benar "super". Yang benar adalah memang
ada teknik-teknik yang sangat efektif, tetapi bukan yang paling hebat.
Kekeliruan
ini timbul antara lain adalah karena pengaruh film-film kungfu dan
cerita-cerita silat yang pada dasarnya mengisahkan seorang pendekar yang menang
– kalahnya ditentukan setelah ia menguasai teknik / jurus tertentu yang
"tanpa tanding".
Teknik
yang unggul hanya dapat diperoleh setelah sang murid mencerna dan menyerap
setiap jurus yang diajarkan kepadanya. Setelah teknik itu menyatu dengan
dirinya. Meskipun demikian, salah kaprah tetap saja terjadi terutama bagi orang
awam.
Pada
umumnya, yang disebut "teknik super" itu biasanya disebut-sebut untuk
beberapa jenis teknik / jurus sbb:
Jurus yang jarang (tak
terduga). Jurus ini sedemikian uniknya sehingga lawan yang tidak mengetahuinya
akan "kaget" dan tidak menduga serangan ini, sehingga walaupun ia
bertahan dan menangkis tetapi "tertipu" oleh gerakan yang unik ini.
Jurus golongan ini biasanya sulit dilakukan dan memiliki kelemahannya sendiri,
meskipun terlihat ganas dan berbahaya.
Biasanya
jurus-jurus yang dilakukan memiliki manuver-manuver yang aneh, cepat, dan
menipu. Ia dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Sebuah contoh adalah
jurus menyerang dengan menjatuhkan diri seperti yang terdapat dalam jurus dewa
mabuk, jurus tendangan berputar melayang sambil bersalto, dsb. Bila tidak
dilakukan oleh yang benar-benar menguasai, maka "kehebatan"
penampilannya hanyalah sekedar dalam dongeng saja.
Jurus
yang menggunakan teknik-teknik yang mematikan. Kita sebut "mematikan"
karena pada kenyataannya memang menggunakan suatu jenis pukulan yang bila
mengena dapat menyebabkan akibat yang fatal. Salah satu teknik yang banyak
"ditakuti" adalah tenik "totok" (dianxue biqi). Didalam
standar wushu, teknik ini dianggap "tidak bermoral". Teknik ini
biasanya memang baru diajarkan kepada mereka yang sudah tinggi dan dipercaya
untuk memegang rahasianya. Dianxue biqi ini dikategorikan menjadi bebeerapa
golongan:
- Dianxue - Totok jalan energi
- Biqi - Totok jalan nafas
- Fenqin - Merobek otot
- Zhuogu - Mengilir tulang
- Dianmie - Totok jalan darah
Meskipun
demikian, teknik ini memiliki kelemahannya sendiri, seperti misalnya: lama dan
sulit dipelajari. Agar efektif, membutuhkan semacam kekuatan energi yang
diperoleh dari latihan tertentu. Dan yang ketiga, teknik ini hanya efektif
dalam situasi pertarungan tertentu.
Sampai
disini dapat disimpulkan bahwa tidak ada teknik yang "tanpa tanding".
Di dunia ini, semua teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Hanya dengan menyempurnakan teknik / jurus yang telah kita miliki secara tekun
dan terus menerus, serta mencobanya pada situasi pertarungan yang sesungguhnya,
maka kita akan mendapatkan pengalaman yang mendalam.
Setiap
pertarungan memiliki pelajarannya sendiri. Oleh karena itu seorang ahli bela
diri yang sejati selalu menganalisa setiap pengalamannya itu serta memperbaiki
tekniknya.
Jelaslah
bahwa tidak ada yang statis / berhenti. Kemahirannya dalam melakukan
teknik-teknik ini akan berkembang sejalan dengan berjalannya waktu. Seperti
misalnya seseorang yang baru belajar naik sepeda, maka pada awalnya ia masih
begitu gampangnya untuk jatuh bahkan pada jalanan yang rata dan datar. Tetapi
seiring dengan meningkatnya kemampuan maka ia akan menyatu dengan tindakannya,
seolah-olah sepeda itu menjadi bagian dari dirinya. Pada titik inilah, anda
akan merasakan apa yang dimaksud dengan "super". Meskipun demikian
"Diatas gunung masih ada langit", masih terdapat kemungkinan bahwa
lawan tanding kita memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak kita duga
sebelumnya.
Di
dalam pertarungan, kemahiran kita tidak semata-mata tergantung dari faktor
fisik (kecepatan, tenik, kekuatan) saja, melainkan juga harus mempertimbangkan
kemampuan mental / psikologis.
Oleh
karena itu, keberanian / kenekatansering kali menjadi faktor yang menetukan
kemenangan, Keberanian ini timbul bila seseorang memiliki dasar moril (morale validity).
Mengutip Kitab SUN TZU, faktor ini akan timbul dengan sendirinya apabila anda
berada di pihak memiliki TAO nya. Misalnya, dalam kondisi yang terpojok,
seseorang yang walaupun kemampuannya sedang-sedang saja akan bisa berubah
menjadi buas, mati-matian dan berbahaya, semata timbul karena ia memiliki
pembenaran yang sangat kuat memeluk yang Hakiki: Kehidupan itu sendiri! Hal itu
timbul secara otomatis untuk mempertahankan kodratnya untuk bertahan hidup.
Banyak
kejadian-kejadian yang seakan-akan tidak mungkin tetapi memang terjadi
demikian, misalnya dalam perang Vietnam melawan Amerika. Pasukan Vietnam
walaupun kalah dalam persenjataan tetapi berada memiliki tingkat semangat yang
tinggi (high morale) untuk membela bangsa dan tanah airnya.
Sumber : http://intandalamdebu.com/
0 kritik dan saran:
Posting Komentar