Muhammadiyah
Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini
diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan
utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam
proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
baca selengkapnya
Gerakan
Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat
yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang
bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem
kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Dalam
pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al
Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk
bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang
bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka
dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan
amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna
pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai
dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit,
panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Sejarah
Organisasi
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada
tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).
Persyarikatan
Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan
ajaran Islam yang menurut anggapannya,banyak dipengaruhi hal-hal mistik.
Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda
berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Selain
itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah
lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya
berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan
Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan
kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di
Suronatan Yogyakarta).
Beliau
memilih " Muhammadiyah" sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena
memang beliau mengidolakan tokoh pembaharu dari Mesir bernama Muhammad
Abduh.Jadi nama "Muhammadiyah" sebetulnya nisbat pada Muhammad Abduh,
seorang cendekia dari Mesir, penulis Majalah Al-Manar.Banyak pemikiran-pemikiran
Muhammad Abduh yg menginspirasi K.H. Achmad Dahlan. Pada masa kepemimpinan
beliau(1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan
seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan
sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota
tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa
Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam.
Dalam
tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke
seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak
ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah
telah tersebar keseluruh Indonesia.
Organisasi
Jaringan
Kelembagaan
1.Pimpinan
Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun
pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat
Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum
yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua
anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
2.Pimpinan
Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
3.Pimpinan
Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
4.Pimpinan
Cabang, setingkat Kecamatan.
5.Pimpinan
Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan
6.Pimpinan
Cabang Istimewa, untuk luar negeri.
Sumber
: http://id.wikipedia.org/
0 kritik dan saran:
Posting Komentar