PONDOK PESANTREN DI INDONESIA
PESANTREN
BERDIRI PADA TAHUN 1700-an
Pondok
pesantren generasi pertama tertua yang berdiri pada abad ke-17 yaitu pada tahun
1700-an. Pesantren-pesantren ini sampai sekarang masih eksis dan berdiri kokoh.
Sebagian masih mempertahankan sistem salaf sedang yang lain sudah berubah
menjadi pesantren modern dengan ciri khasnya adanya sekolah formal.
Ponpes
Sidogiri Pasuruan Jawa Timur (berdiri tahun 1718)
Sidogiri
dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman.
Beliau adalah keturunan Rasulullah r dari marga Basyaiban.
baca selengkapnya
Terdapat
dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau
1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa
Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh
Almaghfurlahum KH Noerhasan Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah
Nawawie pada 29 Oktober 1963.
Dalam
surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis
bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri
yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada
tahun 1745. Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan
hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun
pelajaran.
Pondok
Sidogiri sampai saat ini masih mempertahankan sistem pesantren salaf. Yaitu
pengajian kitab dan madrasah diniyah yang murni mengajarkan agama. Lebih detailPondok
Pesantren Sidogiri.
Ponpes
Jamsaren Jawa Tengah(berdiri tahun 1750)
Pondok
pesantren Jamsaren berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo. Ponpes ini
pertama berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua
periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 - 1878.
Semula,
pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya
berupa surau kecil. Kala itu, PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai
Jamsari (Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai
Jamsari yang kemudian diabadikan hingga sekarang. Lebih detail: Pondok
Pesantren Jamsaren.
Pondok
PPMH Gading Malang Jatim (berdiri tahun 1768)
Pondok
Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada
tahun 1768. PPMH juga dikenal dengan nama Pondok Gading karena tempatnya berada
di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Bahkan nama yang
terakhir lebih masyhur dikalangan masyarakat.
KH.
Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini
selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putra yaitu: KH.
Isma'il, KH. Muhyini, KH. Ma'sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading
belum mengalami perkembangan yang signifikan.
Pondok
Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat (berdiri tahun 1785)
Buntet
Pesantren adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang umurnya cukup tua. Berdiri
sejak abad ke 18 tepatnya tahun 1785. Menurut catatan sejarah seperti yang
tertulis dalam buku Sejarah Pondok Buntet Pesantren karya H. Amak Abkari, bahwa
tokoh Ulama yang pertama kali mendirikan Pesantren ini adalah seorang Mufti
Besar Kesultanan Cirebon bernama Kyai Haji Muqoyyim (Mbah Muqoyyim).
Tempat
yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren Buntet, letaknya di Desa
Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai
buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa makan
santri yang sampai sekarang masih utuh. Lebih detail: Pondok Pesantren Buntet
Cirebon
PP
Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura (berdiri tahun 1787)
Pondok
Pesantren Banyuanyar bermula dari sebuah langgar (musholla) kecil yang didirikan
oleh Kyai Itsbat bin Ishaq sekitar tahun + 1787 M/1204 H. Beliau adalah salah
seorang ulama kharismatik yang terkenal dengan kezuhudan, ketawadhuan dan
kearifannya yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengasuh pondok
pesantren di Pulau Madura dan Pulau Jawa.
Pada
awal berdirinya, Pondok Pesantren Banyuanyar hanya berlokasi di atas sebidang
tanah tegalan yang sempit dan gersang yang kemudian dikenal dengan sebutan
“Banyuanyar”. Di lokasi inilah Kyai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh
istiqomah dan sabar, sekalipun sarana dan fasilitas yang ada pada saat itu jauh
dari kecukupan. Setelah wafat, beliau meninggalkan amanah suci pada generasi
penerusnya yaitu cita-cita luhur untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang
representatif yang mampu menjawab tantangan zaman dan tuntutan umat. Lebih
detail: Pondok Pesantren Banyuanyar Madura
PESANTREN
BERDIRI PADA TAHUN 1800-an
Berikut
5 (lima) pesantren generasi kedua yang eksis pada abad ke-18 yaitu didirikan
pada tahun 1800-an
Ponpes
Tremas Pacitan Jawa Timur (berdiri tahun 1830)
Pondok
Tremas yang dipelopori oleh beliau KH. Abdul Manan pada tahun 1830 M. Usaha
pertama kali yang dilakukan untuk membangun tempat pengajian sudah barang tentu
mendirikan sebuah masjid (terletak agak ke sebelah timur dari masjid yang
sekarang). Dan setelah santri-santri dari jauh yang sebagian berasal dari bekas
santri-santrinya di Semanten mulai berdatangan, maka dibangunlah sebuah asrama
pondok di sebelah selatan masjid. Sudah barang tentu keadaan masjid dan asrama
pondok pada waktu itu masih sangat sederhana sekali, atapnya masih menggunakan
daun ilalang dan kerangka lainnya masih banyak yang menggunakan bahan dari
bambu. Lebih detail: Pondok Pesantren Tremas Pacitan
Ponpes
Langitan Tuban Jawa Timur (berdiri tahun 1852)
Perjalanan
Pondok Pesantren Langitan dari periode ke periode selanjutnya senantiasa
memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan namun perkembangannya
terjadi secara gradual dan kondisional. Bermula dari masa KH. Muhammad Nur yang
merupakan sebuah fase perintisan, lalu diteruskan masa H. Ahmad Sholeh dan KH.
Muhammad Khozin yang dapat dikategorikan periode perkembangan. Kemudian
berlanjut pada iepengasuhan KH. Abdul Hadi Zahid, KH. Ahmad Marzuqi Zahid dan
KH. Abdulloh Faqih yang tidak lain adalah fase pembaharuan.
KH.
Muhammad Nur mengasuh pondok ini kira-kira selama 18 tahun (1852-1870 M). Lebih
detail: Pondok Psantren Langitan Tuban
Ponpes
Syaikhona Kholil Bangkalan (berdiri tahun 1861)
Syaikhona
(Syaichona) Kholil mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan.
Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu
Kiai Muntaha (Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian
diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861
M., mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota;
sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak
pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa
kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai pesantren
Syaikhona Kholil.
Pondok
Pesantren Sukamiskin Bandung Jabar (berdiri tahun 1881)
Pondok
Pesantren Sukamiskin yang didirikan oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo pada tahun
1881 M ini telah mampu mencetak berbagai alumni yang tersebar di berbagai
pelosok. Tak sedikit diantara alumni tersebut yang telah mendirikan pondok
pesantren sebagai wadah memanfaatkan ilmu yang didapatnya selama di Sukamiskin.
Wajar saja, karena pada kenyataannya pesantren yang sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda ini merupakan pesantren tertua di Bandung.
Pondok
Pesantren Tebuireng Jombang Jatim (berdiri tahun 1899)
Pondok
Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M.
Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di
berbagai pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu
yang telah diperolehnya.
Awal
mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asy’ari dipusatkan di sebuah bangunan yang
terdiri dari dua buah ruangan kecil dari anyam-anyaman bambu (Jawa: gedek),
bekas sebuah warung yang luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari
seorang dalang. Satu ruang digunakan untuk kegiatan pengajian, sementara yang
lain sebagai tempat tinggal bersama istrinya, Nyai Khodijah. Lebih detail:
Pondok Pesantren Tebuireng.
PESANTREN
BERDIRI PADA TAHUN 1900-an
Pondok
pesantren generasi ke-3 yang lahir pada 1900-an. Pada era inipun, pesantren
lama masih didominasi oleh pesantren NU (Nahdlatul Ulama) secara kulturaln
kecuali Pondok Gontor yang cenderung Muhammadiyah.
Ponpes
Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (berdiri tahun 1911)
Pesantren
Al-Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta berdiri pada tahun 1911
masehi oleh K.H M. Munawwir.
Pada
tahun 1911, sepulang dari belajardi Mekkah selama 21 tahun, KH. Munawir yang
tinggal di kampung Kauman, Yogyakarta (di belakang Masjid Agung alun-alun
Yogyakarta) membuka pengajian di rumahnya. Kian hari santri terus bertambah,
dan rumah Kyai tak mampu lagi menampung. Maka dipindahkanlah tempat pengajian
itu ke desa Krapyak Kulon. Beberapa bangunan pondok yang dibangun di tempat
baru inilah yang kemudian dikenal sebagai kompleks Pondok Pesantren al-Munawwir
Krapyak.
Ponpes
Musthafawiyah Purba Baru Sumut (berdiri tahun 1912)
Ponpes
Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan
pada tahun 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
Pesantren ini berlokasi di kawasan jalan lintas MEDAN-PADANG, desa Purbabaru
Kabupaten Mandailing Natal(MADINA)Sumut Sumatera Utara Indonesia.
Sang
pendiri dan pengasuh pertama, yang belajar ilmu agama selama 13 tahun di Makkah
itu, meninggal pada November 1955. Pimpinan pesantren berpindah kepada anak
lelaki tertuanya, H. Abdullah Musthafa.
Pondok
Modern Gontor Ponorogo Jatim (berdiri tahun 1926)
Pondok
Gontor didirikan pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga
bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad
Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal
dengan istilah Trimurti.
Pada
masa itu pesantren ditempatkan di luar garis modernisasi, dimana para santri
pesantren oleh masyarakat dianggap pintar soal agama tetapi buta akan
pengetahuan umum. Trimurti kemudian menerapkan format baru dan mendirikan
Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan
mengubah metode pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal)
dan sorogan (individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Pada
awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman
kanak-kanak) lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu'alimin
Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963
Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
PP
Bata-bata Pamekasan Madura Jawa Timur (berdiri tahun 1943)
Pondok
pesantren Mambaul Ulum Bata Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid bin Abd Hamid
bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd
Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan
1957 M. Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M dengan jumlah santri
yang telah mencapai 700 orang.
Selama
dua tahun (1957–1959 M) Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata mengalami
kekosongan kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena putera beliau, RKH Abd Qadir
masih belajar di Mekah dan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd
Hamid, Pengasuh sekarang) sudah menetap di pondok pesantren Nurul Abror,
Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini
menyebabkan lokasi pesantren banyak ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut.
Lebih detail: Pondok Pesantren Bata-Bata Pamekasan
PP
Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jatim (berdiri tahun 1950)
Pondok
Pesantren Nurul Jadid adalah salah satu pesantren yang – ditinjau dari jumlah
santri dan kelengkapan lembaganya – termasuk Pondok Pesantren yang besar.
Sebagaimana Pondok Pesantren yang lain, peran yang dijalankan adalah sebagai
lembaga pendidikan, dakwah dan perjuangan sekaligus sebagai agen perubahan
sosial masyarakat, khususnya bagi masyarakat di desa lokasi Pondok Pesantren.
Pondok
Pesantren Nurul Jadid didirikan oleh almarhum KH. Zaini Munim pada tahun 1950.
Berlokasi di desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa
Timur. Lebih detail: Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Jatim
PP
Al-Khoirot Malang Jawa Timur (berdiri tahun 1963)
Pondok
Pesantren Al-Khoirot (PPA) Karangsuko Pagelaran (dulu, Gondanglegi), Malang,
Jatim didirikan pada tahun 1963 oleh K.H. Syuhud Zayyadi.
PPA
dikenal sebagai pesantren berkualitas dengan biaya terjangkau oleh seluruh
kalangan strata ekonomi. Karena visi PPA adalah mencerdaskan generasi muda
tanpa memandang level kemampuan ekonomi. Cerdas dalam bidang keilmuan umum dan
agama dan cerdas dalam perilaku (akhlakul karimah).
SUMBER : http://www.alkhoirot.net/
0 kritik dan saran:
Posting Komentar