LENONG BETAWI
Dilihat
dari sudut ilmu folklor, lenong termasuk seni pertunjukan rakyat atau teater
rakyat yang bersifat tradisional dalam arti keberadaannya telah beberapa
turunan. Lenong juga tidak diketahui siapa penciptanya (anonim) karena ia sudah
menjadi milik kolektif yakni masyarakat Betawi. Teater Lenong Betawi sebagai
suatu pertunjukan mempunyai beberapa ciri khusus (yang tidak mustahil mengalami
perubahan) antara lain:
baca selengkapnya- Perlengkapan pokok teater berupa: panggung, dekor, sebuah meja, dan beberapa kursi
- Pakaian pemain menggambarkan pakaian yang dipakai sehari-hari oleh komunitas teater tersebut
- Dialog menggunakan bahasa Melayu-Betawi
- Pertunjukan diiringi oleh musik gambang kromong
- Pertunjukan mengandung humor dan bersifat improvisasi
- Waktu pertunjukan dimulai setelah sembahyang isya dan diakhiri menjelang subuh
- Pertunjukan diselenggarakan karena suatu pesta hajat tertentu
- Penonton berdiri menonton sekitar panggung
- Tidak mengenal skenario secara mendetail
- Kegiatan teater lenong selalu menyangkut kegiatan sosial lainnya
Ada dua versi tentang
asal usul teater lenong. Versi pertama mengatakan bahwa teater lenong mempunyai
hubungan yang erat dengan bentuk teater di Tiongkok, dan versi kedua secara
tidak langsung memperlihatkan keterkaitan teater ini dengan Parsi.
Para
seniman teater lenong percaya bahwa perabotan teater lenong dikuasai oleh
penunggu yang mempunyai kekuatan gaib. Alat musik terpenting yaitu gambang,
kromong dan kendang dianggap mempunyai penunggu yang kuat.
Para
penunggu ini dianggap bisa menentukan keberhasilan suatu perkumpulan, misal
menarik hati penonton atau membantu mengumandangkan suara merdu alat musik.
Oleh karena itu agar si penunggu tidak marah pada waktu-waktu tertentu dan pada
waktu akan pentas diberi sesaji/suguhan. Untuk menarik penonton seniman lenong
ada yang menggunakan kekuatan gaib misal susuk atau mantra-mantra tertentu.
Bagi si empunya hajat ada dua sesaji yang harus disiapkan yaitu sajian untuk
karuhun atau roh yang tinggal di sekitar tempat pertunjukan dan sajian untuk
perabot teater lenong.
Berbicara mengenai
teater lenong ada empat bagian pokok yaitu:
- Teknik pementasan, meliputi penyutradaraan (sutradara bertanggung jawab terhadap lakon yang dipentaskan berupa pemilihan cerita pengaturan babak cerita berdasar jumlah pemain), plot dan struktur pertunjukan (terdiri dari pembukaan, kemudian hiburan dan terakhir lakon/cerita), tipe dan sifat cerita (bersifat melodrama yang dijalankan dengan unsure komedi. Inti cerita pertentangan antara kebaikan dan kejahatan).
- Bentuk pementasan yang meliputi monolog dan dialog, musik dan nyanyian (musik adalah ciri khas teater lenong), tari dan silat (geraknya lebih terpola walau pun tetapa ada improvisasi), sepik (sambutan pembukaan oleh seniman lenong sehubungan dengan pertunjukan lenong tersebut), selingan/silih berganti (acara yang terlepas dari cerita silih berganti dilakukan sebelum pertunjukan dimulai, selingan dilakukan pada pergantian babak), adegan warung kopi (mempunyai beberapa fungsi antara lain tempat pertemuan masalah/persoalan, pengisi waktu agar pertunjukan selesai tepat waktu)
- Tata pentas meliputi panggung (secara tradisional panggung dibuat menghadap ke rumah empunya hajat), dekor dan seben (jumlah dekor tidak menyesuaikan dengan pertunjukan tetapi sebaliknya pertunjukan disesuaikan jumlah dekor yang ada), kostum (disesuaikan dengan peran yang dibawakan), peralatan musik (musik digunakan untuk menghidupkan suasana, nampak dari lagu-lagu yang digunakan untuk mengiringi suatu adegan), tata cahaya/lampu.
- Organisasi teater lenong secara resmi terdaftar di kecamatan. Pimpinan organisasi bertanggung jawab terhadap perkumpulan dan anggota-anggotanya baik pada saat ada pertunjukan mau pun bila tidak ada pertunjukan. Panjak adalah istilah setempat untuk menyebut orang-orang yang aktif dalam suatu kegiatan seni. Panjak tetap adalah mereka yang mengutamakan kegiatan di mana ia menjadi anggota tetapnya. Anggota tidak tetap disebut panjak bonan, ikut main karena diajak.
Kalau pada mulanya
komunitas pengguna teater lenong adalah orang Betawi itu sendiri saja, dalam
perkembangannya kemudian juga orang-orang di luar etnik tersebut. Faktor
tradisi dan ekonomilah dua faktor yang sangat menentukan dipilihnya suatu jenis
hiburan untuk memeriahkan pesta hajatan.
Sayangnya seperti
kebanyakan kesenian rakyat pada umumnya, teater lenong Betawi ini semakin lama
semakin surut tergerus kesenian-kesenian baru. Agar tetap bertahan perlu adanya
terobosan-terobosan baru misal dengan mempersingkat durasi waktu pertunjukan,
tata busana dan tata rias diperbarui, memperluas lokasi pentas misal masuk
televisi dan lain-lain.
0 kritik dan saran:
Posting Komentar