Fajar Subuh Kebahagiaan Pasti Akan Datang
“Dan
demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing”
(QS.at-Takwir:
18)
Waktu subuh
adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang menunjukkan keindahan ciptaan-Nya.
Karena waktu subuh punya pemandangan yang menakjubkan, rupa yang memancarkan
kebesaran dan kelembutan. Siapa yang ingin mengetahui keindahan waktu subuh
hendaklah ia melihat kedatangannya setelah shalat subuh. Waktu subuh bergerak
seperti sembuh dalam raga atau air dalam kayu. Karena subuh telah merangkak
dengan pelan-pelan setelah gelapnya malam. Dunia bagai wajah yang memantulkan
perhiasannya, memancarkan bagian-bagiannya, dan menggambarkannya ciri-ciri
kehidupan.
baca selengkapnya
baca selengkapnya
Alangkah indahnya waktu subuh, sebab waktu subuh meniupkan
angin segar, memancarkan cahaya yang teduh, dan sinarnyang hangat. Waktu subuh
menampakkan kehidupan, daun-daun melambai-lambai, bunga-bunga merekah, bayangan
menampak, mulut-mulut terbuka seperti terbukanya mata-mata orang yang sedang
rindu sehingga menampakkan rahasia-rahasia hati.
Di waktu subuh kembalilah gaung suara, tetesan air hujan,
lembutnya angin, gemericiknya air, dan nyanyian burung-burung. Pada waktu ini,
para petani mulai pergi dengan cangkulnya ke sawah, penggembala menggiring
ternaknya ke padang rumput, pelajar pergi ke sekolah, dokter menuju ke klinik,
dan para pedagang pergi ke toko. Subuh adalah adzan yang memberitahu kehidupan,
iklan tentang hari baru, suasana yang indah untuk sungguh-sungguh dalam
bekerja, memberi, dan berkembang.
Apakah Anda tidak tertarik dengan kata-kata ini,”Demi waktu
subuh apabila fajarnya mulai menyingsing”? Apakah Anda memperhatikannya dengan
penghormatan dan pengagungan terhadap keindahan bahasa? Bagaimana subuh
bernafas? Ini adalah pertanyaan yang bisa dijawab oleh orang yang membaca
tanda-tanda kebesaran Tuhan di alam semesta. Waktu subuh bisa bernafas
seakan-akan dia merasa sedih atas kehilangan kekasihnya. Lalu keluarlah
nafas-nafasnya yang panas dari kedalaman waktu subuh. Atau seperti orang yang
terpukul dan mengadu rasa sakitnya. Lalu keluarlah jeritan dari rasa sakit itu,
atau seperti orang yang dizalimi sehingga hatinya kelam. Lalu terpancarlah roh dengan nafas beratnya.
Atau seperti orang yang dipenjara dan dibelenggu kedua tangan dan kakinya. Lalu
mengekspresikan luapan penderitaannya.
Sebelum masuk waktu
subuh,
Dada terasa sesak
nafas dan langkah terbelenggu.
Kemudian datanglah
pagi hari yang cerah,
Muncullah kebebasan,
Sehingga bisa
bernafas segar
Sumber : buku
islami La Tahzan
0 kritik dan saran:
Posting Komentar